Selasa, 01 Mei 2012

Siluet Malam

Malam beranjak jauh masih terdengar lagu lagu sendu lewat syair Brory Pesolima..."air mata tulus jatuh disudut bibir mu,aku yang merasa berdosa dengan mu,masih pantaskah..ku mendampingiii,Biarlah bulan bicara sendiri..biarlah bintang kan menjadi saksi",perlahan lagu berhenti.Sementara Wak Kliwon bersama istrinya menikmati lagu yang mengalun dari rumah Aida ituterhenyak.."Lho lho..bu,lagunya kok mat i ya".kata wak Kliwon sembari mengintip rumah Aida yg letaknya berhadapan dengan rumah wak Kliwon hanya terbatas dengan sebuag jalan kecil saja.
"ya mbok biarlah toh pak",balas bu Surti .Beberapa saat kemudian mengayun sebuah lagu Beny Panjaitan..."masihkah kau ingat waktu di desa,bercanda lainnyabersama disamping gereja..kala itu...dst", kelihatannya wak Kliwon mulai lega mendengar suara lagu namun rasa ingin tau terus menghantuinya.
Setiap malamnya Aida memang selalu membunyikan tapenya hingga larut,ia kini tinggal bersama ayah tirinya,hanya mereka berdua yang tinggal dirumah itu.Zulkarnaen ayah tirinya selalu pulang kerja larut malam.Hal itulah yang menjadi was was wak Kliwon,harapan hat wak Kliwon Aida cepatlah punya suami karena takut terjadi apa apa antara Aida bersama orang tuanya,maklumlah zaman sekarang.
Malam semakin larut,suara lagu belum juga berhenti,begitu juga wak Kliwon masih terus mengintip dari kejauhan rumah Aida.Dari balik tirai jendela rumah Aida jelas kelihatan diterobos mata suasana didalam rumah Aida walau hanya diterangi bola lampu pijar lima belas watt.Ayunan lagu tiba tiba berhenti,tampak bayangan Aida muncul diruangan tamu seperti mengangkat sekursi.Mata wak Kliwon tak berkedip gerangan apa yang akan dilakukan Aida malam malam begini.."Eh bu bu..lihat tuh..si Aida sepertinya mengangkat kursi ke ruang tamu..mau ngapain dia ya bu",
"Alah embok biar toh pak,mungkin ....."
"Bu bu ..eh bu liahat tu tuh..". Bu Surati bangkit dari kursi melihat dari jendela ."Lhah kok Aida naik ke kursi pak",
"ya ndak tau toh bu...hmm tu tuh kayaknya di memasang tali keatas bu",
wak Kliwon dan bu Surti semakin heran dengan apa yang akan dilakukan Aida.
Bayangan Aida semakin jelas mengisyaratkan bahwa malam ini ia akan bunuh diri,melihat hal seperti itu wak Kliwon dan istrinya berinisiatif untuk mengejar.."Aida mau bunuh diri bu",wak Kliwon bergegas membuka pintu dan berlari bersama istrinya ingin mendobrak rumah .Tampak bayangan Aida sudah memasukkan tali ke lehernya..wak Kliwon menujang pintu ..Gerebraak!!,ternyata pintu tak berkunci,merasa sangat terkejut Aida jatuh pingsan,"Dia pingsan bu...","wes gendong ae pak", kata bu Surti.Ketika wak Kliwon ingin mengangkat tubuh Aida..lama ia perhatikan,"ayo pak angkat ke kursi panjang kok malah bengong ngelihatin",senggak bu Surti.
"Bu..cak ibu perhatikan...kayaknya...perut Aida agak besar ya",Bu Surti memperhatikan perut Aida,mereka terpaku sejenak lalu wak Kliwon baru menyadari kenapa Aida senekat itu mau bunuh dirinya.
"Dia Hamil bu"
"Ya Tuhaan...,jadi selama ini..", wak Kliwon memotong "ya di anui buuapak tirinya itulah".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang mau Komentar oke..silahkan saja